Friday, December 21, 2012

Kecewa Menjadi Korban Sistem Telkomsel


SURAT PEMBACA
 


Saya mendaftar sebagai pelanggan pascabayar modem sekitar bulan Agustus 2012, tetapi selama berlangganan baru menikmati memakai jasa modem tersebut sekitar enam kali. Selebihnya, di luar penggunaan itu, modem tidak dapat digunakan.
Karena modem tidak bisa digunakan, saya memutuskan untuk menutup langganan tersebut pada 1 Oktober 2012. Saya datang ke konter Grapari di Mal Ciputra, Semarang dan membayar tagihan Rp 185.000 (tanpa saya menggunakan modem sama sekali). Kartu chip diminta oleh petugas konter, dan saya menganggap semua urusan selesai karena langganan sudah ditutup.
Namun pada Selasa 23 Oktober lalu, datang tagihan penggunaan modem lagi Rp 91.666. Saya terkejut, mengapa transaksi penutupan pada 1 Oktober lalu yang oleh petugas dinyatakan sudah selesai ternyata belum tuntas dan masih ada tagihan lagi?

Friday, August 31, 2012

Ironi Dibalik Sertifikasi Guru

 25 August 2012 | 
Apa sebenarnya yang menjadi tujuan utama pemerintah dalam melaksanakan sertifikasi guru? Pertanyaan ini akan dijawab yakni untuk membuat guru profesional, sekarang marilah kita cermati apakah benar program tersebut membuat guru menjadi profesional dalam hal pendidikan? Atau membuat guru tersebut profesional dalam hal pembohongan data dan manipulasi masa kerja?
Pertanyaan itu akan menggelitik semua orang yang menyangsikan akan keberhasilan program ini. Ketika pemerintah menggencar-gencarkan program ini makin banyak guru-guru yang mengejar agar mendapatkan sertifikasi tersebut. Dari mulai jalan yang benar bahkan menghalalkan jalan berkelok-kelok yang sebenarnya tidak layak dijadikan jalan seorang pendidik.
Mungkin jika ditilik lebih jauh bukan programnya yang salah, karena tidak dapat dipungkiri program ini memang sangat membantu namun mekanismenya lah yang membuat program ini kotor. Banyak dari mereka yang kulih S1 secara ‘illegal‘ dalam artian ‘membeli‘ gelar S1 tersebut. Sekarang diadakan UKA dan PLPG untuk menyatakan peserta tersebut lulus atau tidak, tetapi tampaknya usaha ini akan sia-sia.

Sunday, August 5, 2012

Kenali ciri makanan berformalin


Berikut Ciri-ciri Bahan Makanan Berformalin
Jumat, 3 Agustus 2012 16:28 WIB

MENGONSUMSI makanan yang sehat adalah sebuah keharusan. Makanan bukan hanya dipilih berdasarkan kenikmatan akan rasa. Namun sebaiknya juga dipikirkan dari segi kualitas.

Akhir-akhir ini berita mengenai produk pangan berformalin kembali mencuat ke permukaan. Bukan tidak mungkin hal tersebut membuat kekhawatiran di masyarakat.

Untuk itu, diperlukan pengetahuan dalam mengenali produk pangan berformalin. Nah, berikut adalah cara mudahnya :

1. Ikan
Ikan berformalin tidak mengundang kawanan lalat untuk mendekat. Tekstur daging lebih kaku. Insang tidak berwarna merah segar. Bau amis menyengat khas formalin. Daging kenyal sediki keras dan berwarna putih pucat serta memiliki serat yang kencang.

2. Ayam potong
Daging ayam yang mengandung formalin berwarna putih bersih, aroma menyengat khas formalin, dan memiliki tekstur daging yang cenderung keras.

3. Tahu
Bahan makanan tahu yang mengandung formalin memiliki tekstur yang sangat halus serta tidak mudah hancur, sedikit kenyal, aroma kedelai tidak begitu terasa.

4. Mi basah
Aroma mi sangat menyengat. Mi tampak mengkilap seperti dilumuri minyak. Tekstur sangat kenyal dan tidak mudah lengket.

5. Tempe
Tempe yang bagus memiliki aroma segar khas kacang kedelai. Bila ditekan, teksturnya padat. Permukaannya putih diselimuti jamur. (MI/RRN)


 sumber

Thursday, July 26, 2012

Hati-hati Beras Palsu dari Plastik Buatan China Beredar

Hati-hati Beras Palsu dari Plastik Buatan China Beredar
April 5, 2012
Nampaknya masyarakat harus ekstra waspada dan hati-hati dalam memilih beras untuk dikonsumsi. Pasalnya, beras palsu yang terbuat dari limbah plasktik buatan China sudah mulai beredar di pasaran. Bisa jadi, beras palsu ini juga sudah masuk Indonesia.
Berdasarkan dari keterangan media Singapura, China sedang memproduksi beras palsu. Beras palsu ini sedang didistribusikan di kota CinaTaiyuan, di provinsi Shaanxi . Bahkan diindikasikan beras-beras tersebut juga diekspor.
Beras palsu ini terbuat dari gabungan kentang, ubi jalar dan limbah plastik yang direkayasa sedemikan rupa sehingga berbentuk menyerupai beras. Tidak hanya itu, produsen beras palsu ini juga menambahkan resin sintetis industri. Resin sintetis ini dikatakan sangat berbahaya jika dikonsumsi karena bisa memicu kanker.
Biaya produksi beras palsu yang rendah dikhawatirkan menarik pedagang grosir untuk menjualnya secara massal agar bisa meraih keuntungan lebih besar. Karenanya kewaspadaan konsumen harus ditingkatkan agar tidak menjadi korban beras palsu ini.
Sekedar info,
Di tahun 2012 ini Indonesia impor beras dari Negeri Tirai Bambu, China sekitar 496,6 ton dengan nilai 1,8 jutadollar (Rp 16,2 miliar). Belum dipastikan apakah beras palsu ini sudah beredar di Indonesia atau belum.
Untuk membedakan antara beras palsu dengan beras asli sangat sulit saat masih mentah. Tapi setelah dimasak, beras palsu dapat dibedakan dengan beras asli dari rasanya. Beras palsu akan terasa keras dan kenyal atau serasa masih ada bagian yang mentah padahal proses memasaknya sama. Sedangkan beras asli lebih terasa empuk dan lembut saat di kunyah.
“Makan tiga mangkuk nasi palsu ini sama saja dengan makan satu kantong plastik,” kata salah seorang penjabat Restoran China Association . Menurutnya, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait pabrik yang memproduksi beras palsu itu.
Sebelumnya, China juga dikabarkan telah membuat telur ayam palsu dari plastik. Bahkan terlur palsu ini juga sempat beredar di Indonesia. Apakah beras palsu ini juga akan beredar di Indonesia?
Meski kelihatannya belum beredar di Indonesia, ada baiknya jika Anda tetap waspada dalam membeli beras. Terutama beras impor yang harga jualnya murah.

Monday, July 16, 2012

Waspada! Ayam Berformalin Masih Beredar


Posted on July 15 2012 by WK ./ IM

Jelang bulan Ramadan masih ditemukan pedagang menjual daging ayam yang memakai formalin. Itu terlihat ketika Suku Dinas Peternakan dan Perikanan melakukan razia di dua pasar di Jakarta Selatan. Petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan menemukan 4 kilogram daging ayam mengandung formalin.

Thursday, June 14, 2012

Tagihan Fiktif Telkomsel untuk kartu Halo

Bagi anda pemakai produk telkomsel bisa waspada dengan penggunaan kartu pasca bayar. entah system telkomsel yang ambradul atau ada kesengajaan oknum yang mencari mangsa untuk aksi ambil untung. Semua berjalan kadang ada yang terang2an dan ada yang samar. mungkin ada pelanggan telkomsel blm alami masalah,tapi sekali pelanggan terjerat oleh oknum,pastilah kerugian pelanggan tidak bisa ditoleransi. Siapa yang mau nanggung kesalahan kalau udah bilang  system komputer yang bekerja. Ini kan pembodohan namanya, la wong semua kan diinput oleh manusia. Kalau sampai  dibilang semua berjalan sesuai system itu namanya penipuan cara licik. Percaya lah, suatu saat kasus2 yang mirip akan menimpa pelanggan2 yang dipantau bisa jadi umpan. seperti yang disampaikan infonya dibawah ini :

sumber berita : disini 

Saya pelanggan Telkomsel pascabayar nomor 0811830xxx sejak 10 tahun lalu. Tiba-tiba pada Januari-Maret 2012 muncul tagihan yang berasal dari pengaktifan layanan Blackberry, tanggal 28 Desember 2011, di Grapari Telkomsel Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. Padahal, tanggal 26 Desember 2011 sampai 3 Januari 2012 saya berada di bar kota.

Satu masalah belum selesai, lagi-lagi saya dikejutkan dengan tagihan SLI (IDD) pada tagihan Mei 2012, padahal kondisi nomor telepon untuk panggilan keluar sudah tidak dapat dilakukan per 1 April 2012. Berulang kali saya mencoba menghubungi Telkofnsel lewat Caroline (customer care online), tetapi tidak ada penyelesaian.

Pada tanggal 23 Februari 2012 dan 18 April 2012, saya mendatangi Grapari Telkomsel terdekat di Bogor, dilayani oleh Saudara Ridho. Ia hanya bisa mengumbar janji untuk menghubungi saya dalam waktu 7 x 24 jam. Tanggal 9 April 2012, sesuai saran petugas, saya ke Grapari Telkomsel Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, tetapi ternyata Grapari ini sudah tidak beroperasi lagi lebih dari setahun. Padahal, dalam tagihan Maret 2012 alamat tersebut masih tercantum.

Sempat pula saya minta untuk menonaktifkan layanan dengan memberikan nomor IMEI Blackberry suami, sesuai prosedur petugas Caroline, yang menggunakan provider lain. Namun, permasalahan masih menggantung. Bagaimana dengan pelanggan yang jumlah tagihannya besar sehingga tidak sadar adanya lonjakan tagihan? Seharusnya fungsi Grapari yang tersebar di mana-mana untuk mempermudah pelanggan, bukan hanya untuk menampung keluhan dan melempar pelanggan ke Grapari lain.

AMANDA C MANUSAMA Telaga Golf Blok Sawangan, Kota Depok

Tuesday, June 12, 2012

Menuai masalah dengan memiliki Kartu Kredit

Banyak kasus yang menimpa pemakai kartu kredit. Bila sudah terlanjur memiliki kartu kredit, siap siap aja akan menuai masalah dikemudian hari. Silahkan baca beberapa kasus yang diulas berbagai media seperti di sini dan juga disini. .....dan yang sangat mengerikan bisa baca disini  Saat ini banyak dijumpai diberbagai tempat keberadaan sales menawarkan kartu kredit, dan dengan berbagai prasyaratan mudah maka konsumen dengan mudah membuat aplikasi pengauan kartu kredit. Cuma segi formalitas bila ada syarat yg harus dipenuhi,sejatinya penerbit kartu kredit sedang mencari mangsa . Namun kini dengan info berbagai media tentu konsumen sudah enggan memiliki kartu kredit. Bisa direnungkan apakah memiliki kartu bisa membuat hidup tidak nyaman???. Ini cuma merupakan  gaya hidup yang  sebenarnya mempersulit hidup.***

Monday, May 28, 2012

Nasabah Kartu Kredit Citibank Tewas Dibunuh Saat Di Introgasi Debt Collector Di Kantor Citibank Menara Jamsostek

Polisi menetapkan tiga penagih utang, A, H, dan D, sebagai tersangka karena menyebabkan kematian Irzen Octa (56), nasabah kartu kredit, Selasa (29/3). Mereka diduga menganiaya jiwa korban sehingga korban stroke dan meninggal. Irzen diduga tewas setelah diinterogasi ketiga tersangka. Ketiganya ditahan di ruang tahanan Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (31/3). Menurut Kepala Satreskrim Polres Metro Jaksel Ajun Komisaris Besar Budi Irawan, Irzen diduga tewas akibat penganiayaan psikis saat diinterogasi para penagih utang salah satu bank swasta di Jakarta.
”Korban sengaja datang ke Citibank Cabang Menara Jamsostek, Jalan Gatot Subroto, Mampang Prapatan, untuk mengklarifikasi tagihan kartu kreditnya. Namun, dari penyelidikan sementara, korban justru dibawa ke ruang negosiasi. Di ruang ini diduga korban mendapat siksaan psikis sehingga pembuluh darah otaknya pecah,” kata Budi, kemarin.
Kamis sore hingga malam, Budi dan timnya dijadwalkan mendatangi Citibank di Menara Jamsostek untuk melengkapi berkas kasus tewasnya Irzen. Temuan polisi, korban masih terdata sebagai Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa.
Sekertaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa (PPB), Irnez Octa, diduga meninggal karena tindak kekerasan. Dari hasil visum diketahui, pembuluh darah kepala bagian belakangnya pecah, kepala belakang bagian kiri Irnez mengalami memar.
“Dia juga mengalami beberapa luka lecet di bagian hidungnya,” kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Eddy Pramono, Jumat 1 April 2011.
Irzen, 50 tahun, dibunuh oleh debt collector kartu kredit Citibank karena protes terhadap tagihan kartu kreditnya. Korban tidak terima karena tagihan kartu kreditnya membengkak dari Rp 48 juta menjadi Rp 100 juta. Itu terjadi saat ia akan membayar tagihan kartu kredit di kantor Citibank Cabang Menara Jamsostek, Jakarta Selatan Selasa (29/3) lalu.
Akibat kesal, pegawai Citibank berinisial A beserta dua rekannya H dan D menghabisi nyawa Irzen di salah satu ruang di lantai 5 gedung itu.
Menurut Gatot, meski hasil visum sementara menunjukkan adanya tindak kekerasan, namun ketiga tersangka, A yang merupakan karyawan Citibak, dan D serta H selaku penagih utang belum mengaku menganiaya Irnez.
Kepada polisi, mereka hanya mengaku menepuk pundak Irnez dan memukul tangannya. “Tapi itu baru pengakuan mereka, kami belum tahu seberapa keras tepukan mereka di pundak korban.”
Karenanya, penyidik akan meminta keterangan saksi ahli mengenai kemungkinan adanya penganiayaan terhadap Irnez.
Dalam kasus itu, penyidik menemukan sejumlah barang bukti berupa bercak darah di gorden ruangan, dinding, serta adanya luka pada bagian hidung Irnez. “Korban juga mengeluarkan air liur atau busa,” kata Gatot.
Menurut Budi, Polsek Metro Mampang pada Selasa sekitar pukul 12.00 mendapat telepon dari seseorang yang mengaku teman korban. ”Teman itu memberitahukan soal Irzen yang diinterogasi petugas penagih Citibank. Petugas kami sampai di lokasi sebelum pukul 13.00 dan menemukan korban dengan mulut berbusa. Darah keluar dari hidung,” katanya.
Jasad korban langsung dibawa polisi ke RSCM. Dari hasil visum, tidak ditemukan lebam yang mengindikasikan adanya penganiayaan fisik. Hanya ditemukan darah, antara lain di hidung korban yang diduga berasal dari pecahnya pembuluh darah otak.
Data dari RSCM menyebutkan, jasad Irzen—ditulis sebagai warga Budi Indah Blok I/3 RT 05 RW 07 Nomor 13 Batu Ceper, Tangerang—dikirim oleh Polsek Mampang, Jaksel. Pada Rabu (30/3), jenazah Irzen diambil kerabatnya, Esi Ronaldi, ke Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jaksel.
Dari olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan bercak darah di dinding dan tirai ruang negosiasi. Ruang ini berada di lantai lima dengan ukuran sekitar 2 x 3 meter. Budi menyebutkan, di ruangan ini hanya ada satu meja dan kursi. Irzen dibawa ke ruangan ini karena mempertanyakan utang kartu kreditnya, yang menurut korban hanya sekitar Rp 48 juta, tetapi tagihan resmi dari bank menyebutkan utangnya hingga Rp 100 juta.
Pasal pengeroyokan
”Kami sudah menahan tiga tersangka. Ketiganya adalah satu karyawan Citibank yang bertugas di bagian penagihan berinisial A dan dua lagi adalah agen penagih utang berinisial H dan D. Kasus ini juga masih dalam pengembangan,” kata Budi lagi.
Ketiga tersangka dijerat pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, Pasal 170 tentang pengeroyokan, dan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan.
Praktisi hukum Friska Gultom yang dihubungi terpisah mengatakan, pengenaan Pasal 351 dan Pasal 170 tidak tepat. Sebab, hasil otopsi tak menyebutkan adanya tanda penganiayaan fisik. Pembuktian tuduhan adanya penganiayaan psikis juga akan sulit.
”Bagaimana mau membuktikan bahwa korban teraniaya secara psikis kalau korban sudah tewas?” kata Friska.
Bukan karyawan Citibank
Sementara itu Ditta Amahorseya, Country Corporate Affairs Head Citi Indonesia, kepada Kompas melalui telepon menjelaskan, ketiga orang yang ditetapkan polisi sebagai tersangka berasal dari agensi penagih utang ”Tidak ada satu pun yang berstatus karyawan Citibank,” katanya, Kamis (31/3).
Ditta mengakui, Citibank memang memiliki beberapa ruang kantor negosiasi atau collection, antara lain di Menara Jamsostek. Saat ini, penanganan kasusnya diserahkan kepada kepolisian.
Ditta menegaskan, Citibank memiliki kode etik yang harus dipatuhi penagih utang, termasuk larangan menggunakan kekerasan. ”Tentu kami akan putus agensi itu kalau dari hasil penyelidikan polisi mereka memang benar melakukan perbuatan yang melanggar kode etik Citibank. Kami tak akan menoleransi tindakan semacam itu,” ucapnya.
Citibank, menurut Ditta, memiliki dan mematuhi kode etik yang ketat sehubungan dengan proses penagihan utang. Semua karyawan agensi yang mewakili Citibank dituntut untuk mematuhi kode etik tersebut setiap kali berinteraksi dengan nasabah, termasuk tidak menggunakan segala bentuk ancaman.
Ketua Umum Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Dodit Wiweko Probojakti yang dihubungi Kompas menyatakan, AKKI tak bisa mencampuri soal penagihan utang kartu kredit. Pasalnya, soal penagihan adalah kewenangan penerbit kartu kredit.
Penerbit kartu tentunya memiliki kebijakan internal dalam penagihan kartu, termasuk penerbit kartu sebesar Citibank. ”Kalau nasabah datang ke kantor penerbit kartu untuk menyelesaikan masalah kartu kredit atau mencari solusi, itu sudah benar,” ujar Dodit.
Dalam jawaban melalui surat elektronik kepada Kompas, Ditta menyebutkan, Citibank menyampaikan bela sungkawa kepada pihak keluarga korban. ”Kami bekerja sama dengan keluarga untuk membantu mereka pada saat yang sulit ini,” katanya.

Saturday, May 19, 2012

MUI: Tidak Ada Perubahan Arah Kiblat

JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa tidak terjadi perubahan arah kiblat seperti wacana yang beredar di masyarakat. Menurut Sekretaris Komisi Fatwa MUI Hasanuddin, pihaknya hanya menyempurnakan fatwa mengenai arah kiblat yang sebelumnya dinilai multitafsir.

Mau miring ke kanan, ke kiri, yang penting ke barat.

Hal tersebut disampaikan Hasanuddin di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (16/7/2010). Menurut Hasanuddin, sebelumnya MUI mengeluarkan fatwa pada 3 Februari yang mengatakan bahwa arah kiblat adalah menghadap ke barat. "Mau miring ke kanan, ke kiri, yang penting ke barat," katanya.
Namun, fatwa tersebut mendapat respons dari masyarakat, khususnya golongan syafii, yang menilai bahwa MUI tidak tepat karena seharusnya kiblat menghadap ke barat laut. Oleh karena itulah, fatwa arah kiblat pada 3 Februari ditinjau kembali sehingga dikeluarkanlah fatwa No 5 tanggal 1 Agustus yang mengakomodasi pendapat lain dari masyarakat.
"Poin 1 dan 2 (fatwa 3 Februari dan 1 Agustus) sama. Hanya, di poin terakhir, kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke barat laut dengan posisi kemiringan bervariasi sesuai dengan posisi kawasan masing-masing," kata Hasanuddin. "Ini sejalan dengan paham yang selama ini berkembang di Indonesia. Kita hanya memberikan pedoman saja," ujarnya.
Fatwa No 5 tanggal 1 Agustus mengenai arah kiblat tersebut menyebutkan tiga poin. Pertama, arah kiblat bagi orang yang dapat melihat Kabah adalah ke arah bangunan Kabah. Kedua, jika tidak dapat melihat Kabah, arahnya sesuai dengan arah berdirinya Kabah. Dan ketiga, karena posisi Indonesia ada di sebelah timur Kabah, kiblat bagi orang Indonesia adalah menghadap barat laut dengan kemiringan bervariasai sesuai dengan posisi kawasan masing-masing.
Dengan kedua fatwa tentang kiblat tersebut, MUI memberikan keleluasan kepada umat Islam dalam menentukan arah kiblat. "Hanya memberikan kemudahan, tidak ada yang salah. Mau lurus ke barat boleh, sedikit miring ke barat laut juga boleh," tutur Hasanuddin.


sumber kompas

Pasien Prita mulyasari korban rumah sakit

Inilah arsip awal mulanya prita mulyasari ditangkap, lantaran menyampaikan keluh kesah dalam sebuah surat dan tentu dia berhak menyampaikan dimana saja. Yang dialamainya memang kejadian nyata dana bukan fitnah. Kenapa dia terkenan undang2 pencemaran nama baik. haruskah dia bungkam dan menerima apa adanya atas kerugian dirinya, lantaran dia hanya orang biasa lantas begitu seenaknya memperlakukan demikian. Apakah Demokrasi akan juga dibungkam...?????

Sabtu, 30/08/2008 11:17 WIB
RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif
Prita Mulyasari - suaraPembaca




/ist.
Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi.  Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas.  Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600

Wednesday, May 16, 2012

Battery Netbook zyrex rusak tidak ada gantinya


Selasa, 10 april 2012
Kalau battery nya sudah rusak maka netbook tdk praktis lagi, harus colok langsung listrik kalau mau jalanin. Pihak zyrex angkat tangan karena stok partnya sdh tidak diproduksi. Ini bisa jadi berlaku untuk produk2 zyrex lainnya. Soyogyanya pihak zyrex hati2 dalam menangani kasus ini karena informasi media internet bisa masuk begitu cepat ke konsumen. Bagaimana akan memasarkan yang baru kalau ada konsumen mengalami kasus sederhana ini tidak bisa ditangani. Masa masalah batterry harus buang netbooknya dan beli yg baru.

Jakarta – Beberapa tahun lalu saya  telah membeli netebook zyrex sky 1715 di salah satu Toko  harco mangga dua. Saya tidak mengira kalau hingga setahun kedepan type ini sudah diskontinyu dan pihak zyrex tidak menstok parts nya. Problem pada Netbook saya  adalah pada Battery  dan pengganti dipasaran utk merk zyrex ini tidak ada kompatiblenya.

Saya  yang sudah jauh2  berusaha membawanya ke pusat service zyrex untuk bisa mencari solusi ternyata mendapati kekecewaan. Informasi yang saya dapatkan dari pihak CSO zyrex pusat  bahwa produk ini sudah diskontinyu alias sudah tidk diproduksi lagi. Kalau demikian apakah untuk partsnya juga tidak ada?  . Tentu ini akan merugikan  konsumen. Kenapa pihak produsen tidak stok partsnya.  Sebagai Produsen yang selalu memasarkan produk barunya tentu hal ini tidak bisa dikesampingkan.  Produk2 zyrex yang dijual tentu akan menjadi pertimbangan  konsumen untuk membeli. Tidak hanya jaminan garansinya saaat baru beli tapi jaminan parts purna jualnya juga harus  ada.
Permasalahan yang saya alami  tentu sangat mengecewakan , Semua Pekerjaan yang   menggunakan netebook sudah tidak praktis lagi lantaran battery nya sudah tdk bisa mensupply daya bila tidak langsung dikonek listrik. Kepraktisan ini sudah berkurang. . Saya  berharap masalah ini  bagi  pihak zyrex  menjadi bahan  koreksi.  Tidak dengan mengatakan kalau produk sudah diskontinyu. Apakah dengan demikian konsumen harus membeli produk baru lagi, bagi sebagian konsumen tentu sangat merugikan.Hingga kini netebook zyrex saya masih dalam kondisi rusak batterry. Saya  berharap pihak zyrex dapat memperhatikan masalah ini.  

zaem
Depok
sejora7@yahoo.co.id