Hati hati  anda sasaran selanjutnya ... 
31 August 2012 |
Di zaman yang serba modern ini, siapa sih yang tak memiliki telepon selular (ponsel) a.k.a handphone? Hampir setiap orang memilikinya, bukan? Apalagi handphone sekarang bukan menjadi barang mewah bagi setiap orang. Ditambah lagi dengan harga yang super murah berkisar diantara Rp 200.000 untuk handphone baru (bukan second).
31 August 2012 |
Di zaman yang serba modern ini, siapa sih yang tak memiliki telepon selular (ponsel) a.k.a handphone? Hampir setiap orang memilikinya, bukan? Apalagi handphone sekarang bukan menjadi barang mewah bagi setiap orang. Ditambah lagi dengan harga yang super murah berkisar diantara Rp 200.000 untuk handphone baru (bukan second).
Sebagaimana yang kita  ketahui, sebuah handphone akan berguna jika didalamnnya dimasukkan kartu  telepon (sim card). Sebagai manusia yang menginginkan keefektifan dan  keefisienan dalam penggunaan ponsel, setiap orang sudah pasti akan  membeli Sim Card yang bertarif murah dan layanan yang maksimal. Dengan  adanya handphone sendiri, maka akan memudahkan interaksi sosial antar  sesama manusia.
Sebagai sim card  tertua di Indonesia, banyak dari kita yang menggunakan sim card dari  produsen yang selalu mengusung warna merah di setiap iklannya, bukan?  Kebanyakan orang percaya bahwa sim card dari produsen yang telah  berulang tahun ke-17 ini, sangat memprioritaskan kepentingan layanannya.  Maka banyak konsumen yang memilih menggunakannya untuk telepon, SMS  bahkan internet walaupun tarifnya sedikit lebih mahal.
Seiring dengan  perkembangan zaman dan penambahan usianya, perusahaan ini semakin sibuk  mencitrakan dirinya dengan mengatakan bahwa produknya berkualitas  terbaik. Namun, sepertinya mereka melupakan kepentingan penggunanya.  Banyak pelanggan yang merasa dirugikan misalnya pulsanya yang tiba-tiba  hilang padahal sebelumnya belum menggunakan pulsa, paket BlackBerry yang  telah diaktifkan namun tak bisa digunakan atau complain lainnya yang  saya baca lagi disini.
Rasa kecewa seperti  itu sudah sering saya alami pada simcard yang diiklankan oleh Sule.  Kekesalan saya memuncak ketika saya membeli paket telepon seharga Rp  1000 untuk 30 menit pada tanggal 20 Agustus 2012 yang dapat digunakan  pada pukul 00.00-00.06. saya membelinya pada pukul 02.53 di *100#
Balasan SMS dari no 8999 sudah saya terima, Sms itu berbunyi “selamat,  layanan ngomong seringa anda telah aktif, anda mendapatkan 30 menit ke  sesama (nama providernya), berlaku tanggal 20 Agustus 2012 dai jam 00.00  – 06.00”
Pulsa saya saat itu adalah Rp 4408 jadi karena telah terpotong sebanyak Rp 1000 maka otomatis pulsa saya tinggal Rp 3408. Alih-alih mendapatkan layanan 30 menit telepon, tiba-tiba telepon saya terputus tidak sampai 5 menit dan sisa pulsa setelah saya cek hanya Rp 54. Mana yang katanya 30 menit???
Keesokan harinya, saya  mengisi pulsa lagi sebanyak Rp 10.000 (menjadi 10.054) dan saya membeli  paket sms Rp 1000, juga lewat *100#, namun ketika saya melakukan cek  pulsa malah pulsa saya berkurang sebanyak Rp 2500. Dan saya juga membeli  paket telepon untuk 60 menit ke sesama seharga Rp 1000 (tarif normal).  Namun lagi-lagi, pulsa saya malah di potong Rp 3000 lagi. Jadi total  pulsa saya saat itu tinggal 4054. Apa-apaan ini? Kok tidak konsisten  antara pulsa yang dipotong dengan akses *110# ? tentu ini menjadi  pertanyaan besar bagi saya. Menghubungi call centre? Saya sudah malas  menghubunginya. Tarif sekali menelpon call centre Rp 300 tapi  pembicaraannya tetap saja tidak memuaskan. Sama saja merugikan.
Pada tanggal 22  Agustus 2012, saya memutuskan untuk mengunjungi gerainya yang terdapat  di salah satu Mall. Dijelaskan oleh costumer servicenya bahwa tarif sms  dan telepon yang tiba-tiba naik tanggal 20 agustus 2012 merupakan  kebijakan semua provider karena berhubung masih dalam libur lebaran.  Nanti juga tarifnya akan kembali normal lagi.
Oke lah,  kalau dikatakan itu kebijakan semua provider di seluruh Indonesia, sudah  pasti dapat saya terima. Tapi yang mengecewakan saya adalah tidak  adanya SMS pemberitahuan apa-apa terkait kenaikan itu. Padahal untuk  provider biru yang saya gunakan juga, diberitahukan lewat SMS bahwa  adanya kenaikan tarif SMS yang akan diberlakukan saat lebaran. Kecewa? Pasti saya sangat kecewa dengan ketidakkonsistenan antara *100# dengan tarif yang dipotong oleh produsen kartu merah ini.
Compain saya  berikutnya yaitu mengenai pulsa yang langsung habis padahal belum  dipakai selama 30 menit. Nah, kalau tenang ini pengaduan saya diterima  bahkan dicatatkan pada layanan pelanggan tertanggal 22 Agusutus 2012. Disampaikan juga bahwa pengaduan saya akan diproses 1×24 jam. Saya tunggu keesokan harinya, tetap tidak ada.
Tanggal 27 Agustus 2012 saya  kembali ke tempat tersebut dan dijelaskan bahwa harap menunggu dalam  waktu seminggu. What?? Seminggu? Saya pikir, tak apa juga lah.
Selama disana, saya  melihat nomor cantik yang dapat saya miliki secara gratis tapi saya  harus melakukan pengisian pulsa dan membeli paket. Sayapun membelinya  dan melakukan aktivasi paket internet untuk ponsel seharga Rp 20.000 / 400 MB dan ketika saya gunakan diluar gerai, baru ketahuan lambatnya. Menyesal? Pasti. Buang-buang uang saja untuk mengisi pulsa. Masih mending paket si kartu biru yang sedikit lebih mahal namun nyaman dalam penggunaan. Huft.. mau untung kok malah buntung.
Dan hari ini, 31 Agustus 2012  juga masih belum ada pengembalian pulsa apa-apa dari mereka. Hal ini  mengingatkan saya kepada omongan dari salah satu pelanggan yang saya  temui pada saat mengantri di gerainya. Beliau mengatakan, “ udahlah,  gak usah diharapin lagi tuh. Gak bakal dibalikin lagi. Aku juga pernah  ngalaminnya, udah 3 bulan tapi gak dibalikin sampai sekarang”.
Ada juga rekan yang  menghubungi saya berkali-kali dikarenakan teleponnya terputus tiba-tiba,  ataupun signalnya jelek sekali (terdengar bunyi kresek-kresek gitu).
Lebih kurang, hal yang saya sebutkan diatas juga sama seperti dilansir oleh http://www.investor.co.id  yaitu rangkumandari anggota Komisi I DPR RI Helmy Fauzi, Senior Vice  President Chief Technology Officer Jatis Mobile Ferrij Lumoring, Ketua  Indonesia Mobile Multimedia Association (IMMA) T Amershah, dan pengamat  industri telekomunikasi Herry Setiadi Wibowo yang menyebutkan bahwa :
1. Layanan perusahaan dinilai turun dan ke depan harus diperbaiki. 
2. Tarif roaming internationalnya juga dinilai terlalu mahal.
3. Gangguan seperti lambatnya loading dan sinyal yang putus putus kerap dialami.
Untuk complain lainnya yang hampir sama yang saya peroleh dari beberapa teman, yaitu:
1. Tarifnya kurang atau bahkan sangat tidak konsisten
2. Untuk internetnya juga lambat dan kuotanya tiba-tiba habis
3. Dulu  kan sempat ada tarif internet unlimited perbulan @ Rp 50.000. Terkesan  iklannya mewah sekali, padahal ketika dipakai online, lambat sekali.  Sekarang malah ada yang Rp 50.000 dengan kuota minim 300 MB yang hanya  dapat digunjakan dalam waktu 14 hari
4. Biaya untuk mentransfer pulsa yang tidak masuk akal. Tiba-tiba naik menjadi Rp 800-Rp 1000
5. Dulu  juga, kartu yang di iklankan oleh Sule diprioritaskan untuk anak  sekolah namun sekarang seiring dengan semakin mahalnya tarif yang  diperuntukkan, banyak anak sekolah ataupun bukan yang memilih operator  biru (walaupun masih ada yang memilih si merah). Hal ini saya perhatikan  disaat saya mengisi pulsa di salah satu counter ponsel.
Masyarakat pengguna bermacam kartu dari provider merah ini sangat banyak bahkan menurut http://www.investor.co.id sudah mencapai 120 juta, meningkat sekitar 12% dari satu tahun sebelumnya, dengan keuntungan yang mencapai Rp 25,4 triliun pada  semester I-2012, atau naik 9,5% dibanding periode sama  2011.  Perusahaan ini makin mengukuhkan diri sebagai market leader  bisnis seluler di Indonesia.
Tentunya itu merupakan prestasi yang bagus, bukan? Namun tak sedikit yang saya dapati di internet, kekecewaan masyarakat seperti yang sudah saya tuliskan diatas.
Seharusnya mereka  lebih memperhatikan kualitas pelayanan masing-masing kartunya mengingat  persaingan (perang tarif) antar sesama provider sedang ramai. Semuanya  berlomba mengatakan tarifnya termurah, layanan datanya juga sangat  optimal. Sama saja dengan janji si merah sebelumnya, bukan? Nah,, supaya  si merah tidak ditinggalkan oleh pelanggan setianya, tolong perbaiki  kualitas pelayanannya. Dengan tarif yang sedikit lebih mahal namun  pelayanannya cukup memuaskan, bukan tidak mungkin pelanggan tiap  masing-masing kartunya akan mencapai angka yang lebih dari  120 juta. 
Selamat Pagi
Auda Zaschkya
No comments:
Post a Comment